“Seandainya Al-quran bisa berbicara”
Foto Bang Rusli : Anak-anak kecil korban lombok sedang mengaji dalam Tenda Pengungsian |
>>Waktu engkau masih kanak-kanak,
Kau laksana kawan sejatiku
Degan wudhu, aku kau sentuh
Dalam keadaan suci, aku kau pegang
Aku, kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih
Atau pun keras setiap hari
Setelah selesai engkau menciumku mesra
>> Sekarang engkau telah dewasa
Nampaknya engkau sudah tidak berminat lagi
padaku
Apakah aku bahan bacaan usang yang tinggal
sejarah?
Menurutmu, mungkin aku bahan bacaan yang tidak
menambah pengetahuanmu
Atau, menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang
belajar ngaji
Sekarang, aku tersimpan rapi sekali
Sehingga engkau lupa di mana aku tersimpan
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai pengisi
lacimu
>>Kadang kala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap
bertaqwa
Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti
iblis dan syetan
Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan
dalam kesendirian, kesepian
Di dalam lemari, didalam laci, aku engkau
simpan
Dulu…pagi-pagi…surah-surah yang ada padaku
engkau baca beberapa halaman
Di waktu petang, aku kau baca beramai-ramai
bersama temanmu di surau
>>sekarang, di awal pagi sambil minum kopi…engkau baca
surat kabar dahulu
Waktu lapang engkau membaca buku karangan
manusia
Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang
dari Allah Azza wa jalla,
Engkau abaikan dan engkau lupakan.
>>waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka
surah-surahku (Bismillah)
Di dalam perjalanan engkau lebih asyik
menikmati musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Allah yang
terdapat di dalam kendaraanmu
Sepanjang perjalanan, radiomu selalu tertuju
ke stasion radio kesukaanmu Mengasyikan...
>> Di meja kerjaanmu tidak ada aku untuk kau baca sebelum
kau mulai bekerja
di komputermu pun kau putar musik favoritmu
jarang sekali engkau putar ayat-ayatku...
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatku pun kau
abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan duniamu
Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah
benar-benar hampir melupakanku
>> Bila malam tiba engkau membuka mata berjam-jam di depan
TV
Menonton siaran televisi
Di depan komputer berjam-jam engkau betah
duduk
Hanya sekedar membaca berita murahan dan
gambar sampah
Waktu pun cepat berlalu...
Aku semakin kusam di dalam laci-lacimu
Mengumpul debu atau mungkin dimakan kutu busuk
>> Seingatku, hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali
Itupun hanya beberapa lembar dariku.
Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu
dulu
Engkau kini terbata-bata ketika membacaku
Atau waktu kematian saudara atau taulanmu.
>> Bila engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat
tiba
Engkau akan di periksa oleh para malaikat suruhan-NYA
Apakah TV,radio,hiburan atau komputer dapat
menolong kamu?
Yang pasti ayat-ayat Allah SWT yang ada padaku
menolongmu
Itu janji Tuhanmu
>> sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu
Setiap saat berlalu…
Dan akhirnya..
Kubur yang setia menunggumu…
Engkau pasti kembali, kembali pada Tuhanmu
>> jika aku engkau baca selalu dan engkau hayati ...
Di kuburmu nanti...
Aku akan datang sebagai pemuda yang gagah nan
tampan
Yang akan membantu engkau membela diri
Dalam perjalanan ke alam akherat
Dan akulah “Al-Quran” , kitab sucimu
Yang senantiasa menemani dan melindungimu
>>
Peganglah aku kembali… bacalah aku kembali setiap hari
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat-ayat suci.
Yang berasal dari Allah Azza wa jalla
Tuhan yang maha pengasih dan maha pemurah
Yang di sampaikan oleh jibril melalui Rasulmu
Keluarkanlah segera aku dari lemari dan lacimu…
Letakan aku selalu di depan meja kerjamu.
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu
Sentuhilah aku kembali…
>>Setiap
datangnya pagi, petang dan malam hari walau satu ayat
Seperti dulu…waktu engkau masih kecil
Di surau kecil kampungmu yang damai
Jangan aku engkau biarkan aku sendiri…
Dalam bisu dan sepi…
( di ketik dari buku Negeri-Negeri Penghafal Al-Qur'an karangan Abu Ammar & Abu Fatihah Al-Adnani)
Komentar
Posting Komentar